Sabtu, 30 Juni 2012

etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.[5]
Deskripsi materi identifikasi unsur C dan H

Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Namun demikian, hidrokarbon merupakan sumber utama untuk membentuk senyawa karbon yang lebih besar dan kompleks.
Senyawa hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Untuk mengetahui adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa karbon dapat dilakukan suatu percobaan sederhana. Misalnya, pada pembakaran kayu, kertas, ikan, atau gula diperoleh zat yang berwama hitam. Zat yang berwarna hitam tersebut adalah karbon atau arang. Untuk membuktikan adanya hidrogen dalam senyawa karbon yaitu dengan memanaskan gula dalam tabung reaksi. Bintik air yang terbentuk pada dinding tabung sebelah dalam membuktikan adanya hidrogen.
Secara kimiawi, kehadiran karbon dan oksigen dapat dilihat pada rumus atom pembentuk senyawa/molekul itu. Misalnya, metana. Molekul ini memiliki rumus CH4. Molekul ini terdiri atas atom C dan H
Karbon adalah unsur yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dalam bentuk arang, grafit dan intan. Intan adalah zat padat yang bening berkilauan dan merupakan zat yang paling keras. Penggunaan intan sesuai dengan sifatnya yang keras dan mengkilap sebagian besar digunakan untuk perhiasan. Intan alam yang tidak cukup baik untuk perhiasan dan intan buatan digunakan untuk membuat alat pemotong. Intan bubuk digunakan untuk membuat ampelas. Grafit merupakan karbon yang bersifat licin dan dapat menghantarkan listrik. Grafit digunakan baik sebagai elektroda, bahan pelumas, bahan pembuat pinsil ataupun bahan pembuat komposit. Arang merupakan karbon yang dibuat dari kayu yang terbakar. Arang digunakan sebagai bahan pengadsorpsi zat warna ataupun sebagai obat sakit perut.
Hidrogen merupakan unsur teringan dan dalam keadaan bebas berupa molekul dwiatom yang berwujud gas. Hidrogen umumnya terdapat sebagai air atau zat-zat organik. Gas hidrogen merupakan gas yang tak ber-warna, tak berbau dan tak berasa, sedikit larut dalam air. Senyawa hidrogen umumnya merupakan senyawa kovalen. Dalam kehidupan sehari-hari hidro-gen digunakan sebagai bahan untuk membuat macam-macam persenyawaan organik, untuk mengeraskan minyak, bahan bakar dan pengisi balon udara.
Pada mulanya senyawa karbon disebut senyawa organik karena senyawa itu berasal dari makhluk hidup. Namun, setelah diketahui bahwa senyawa organik juga dapat dibuat oleh manusia maka senyawa organik berubah menjadi senyawa karbon. Selain senyawa organik dikenal juga senyawa anorganik, yaitu senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup. Senyawa organik dan anorganik mempunyai perbedaan dalam hal kereaktifan, titik cair, dan titik didih serta kelarutan. Perbedaannya yaitu senyawa organik mempunyai kereaktifan, titik cair, dan titik didih yang lebih rendah dibanding senyawa anorganik. Dalam hal kelarutan, senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti alkohol daripada dalam pelarut polar seperti air.
Senyawa karbon didefinisikan sebagai semua senyawa yang mengandung atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon seperti oksida karbon, karbonat, dan sianida. Senyawa karbon yang paling sederhana dikenal dengan hidrokarbon, yang hanya terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H). Dalam senyawa karbon, selain unsur karbon dan hidrogen terdapat unsur lain seperti oksigen, nitrogen, sulfur atau posfor.
Untuk mengetahui keberadaan unsur karbon, hidrogen dalam senyawa karbon dapat dilakukan dengan percobaan sederhana, misalnya dengan pembakaran. Salah satu contoh dari senyawa karbon adalah gula (C11H22O11). Adanya unsur karbon dan hidrogen pada gula pasir dapat ditunjukkan melalui reaksi pembakaran. Apabila senyawa gula pasir dibakar atau dioksidasi sempurna maka karbon akan berubah menjadi CO2 dan hidrogen akan berubah menjadi H2O, melalui reaksi.
C11H22O11 (s) + 32O2 (g) 21CO2 (g) + 22H2O (g)
Adanya H2O dapat ditunjukkan dengan terbentuknya embun pada dinding pipa penghubung. Selain itu, keberadaan air tersebut dapat di uji dengan menambahkan CuSO4 anhidrat. Berubahnya serbuk putih CuSO4 anhidrat menjadi berwarna biru menunjukkan adanya H2O.
CuSO4 (s) + 5H2O (l) CuSO4.5H2O (s)
Sedangkan adanya gas CO2 dapat ditunjukkan dengan timbulnya kekeruhan apabila gas CO2 tersebut dialirkan pada larutan kalsium hidroksida Ca(OH)2 atau air kapur, membentuk endapan CaCO3, menurut persamaan reaksi berikut.
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Terkadang kurangnya oksigen menyebabkan terjadinya reaksi pembakaran yang tidak sempurna. Menanggapi hal ini, digunakan oksidator untuk menyebabkan terjadinya reaksi pembakaran sempurna. Dalam kasus pembakaran gula pasir ini, dapat digunakan CuO sebagai oksidator dan uap gula pasir yang akan mengalami reaksi oksidasi, sebagaimana persamaan reaksi
C11H22O11 (s) + 2CuO (s) + 321/2O2 (g) 21CO2 (g) + 22H2O (g) + Cu2O (s)
Terjadinya reaksi oksidasi sempurnya ditunjukkan dengan terbentuknya zat berwarna merah yaitu Cu2O.
 http://zachariesh.blogspot.com/2012_04_01_archive.html

senyawa alifatik

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:

- Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:

- Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
· senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.


· Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
  1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.[1] Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.[2]
  2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
  3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.[2]
  4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik

senyawa aromatik

Senyawa-senyawa aromatik adalah senyawa-senyawa yang mengandung cincin benzen. Senyawa ini memegang peranan sangat vital dalam industri modern. Industri plastik, deterjen, zat pewarna, parfum, bahan flavouring, tekstil, farmasi, dan sektor industri penting lainnya menggunakan bahan baku senyawa-senyawa aromatik dalam jumlah yang sangat besar setiap tahun.
Senyawa-senyawa aromatik dapat diperoleh dari alam melalui pembakaran batu bara ataupun destilasi minyak bumi, akan tetapi ketersediaan senyawa-senyawa ini dalam batu bara maupun minyak bumi hanya dalam fraksi yang sangat kecil sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan industri. Oleh karena itu diusahakan untuk mensintesa senyawa-senyawa aromatik dari senyawa-senyawa hidrokarbon alifatik (ranati usus) yang tersedia dalam jumlah yang besar dalam minyak bumi. Proses ini disebut catalytic reforming menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi serta katalis berupa oksida-oksida logam berat. (Morisson Boyd; 1983).
Proses ini tidak mungkin dilakukan dalam laboratorium karena itu bagi seorang ahli kimia yang ingin mensintesa suatu senyawa aromatik yang lebih kompleks jalan satu-satunya adalah mengambil suatu senyawa aromatik tertentu yang lebih sederhana kemudian menambahkan kepada senyawa itu gugus-gugus yang diperlukan sehingga terbentuk senyawa yang diinginkan. Tidak ada suatu cara yang efisien untuk mensintesa senyawa-senyawa aromatik di laboratorium secara langsung dari senyawa-senyawa alifatik.
http://kimiasman6.blogspot.com/2011/09/karya-tulis_04.html

Nitril

asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah
Asam nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan berat jenis 1.522 kg/m³. Ia membeku pada suhu -42 °C, membentuk kristal-kristal putih, dan mendidih pada 83 °C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi:
4HNO3 → 2H2O + 4NO2 + O2 (72 °C)
yang berarti bahwa asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0 °C untuk menghindari penguraian. Nitrogen dioksida (NO2) tetap larut dalam asam nitrat yang membuatnya berwarna kuning, atau merah pada suhu yang lebih tinggi. Manakala asam murni cenderung mengeluarkan asap putih ketika terpapar ke udara, asam dengan nitrogen dioksida terlarut mengeluarkan uap berwarna coklat kemerah-merahan, yang membuatnya dijuluki “asam berasap merah” atau “asan nitrat berasap”. Asam nitrat berasap juga dirujuk sebagai asam nitrat 16 molar (bentuk paling pekat asam nitrat pada temperatur dan tekanan standar).
Asam nitrat bercampur dengan air dalam berbagai proporsi dan distilasi menghasilkan azeotrop dengan konsentrasi 68% HNO3 dan titik didih 120,5 °C pada 1 atm. Terdapat dua hidrat padat yang diketahui, yaitu monohidrat (HNO3·H2O) dan trihidrat (HNO3·3H2O).
Nitrogen oksida (NOx) larut dalam asam nitrat dan sifat ini mempengaruhi semua sifat fisik asam nitrat yang tergantung pada konsentrasi oksida (seperti tekanan uap di atas cair, suhu didih, dan warna yang dijelaskan di atas).
Peningkatan konsentrasi asam nitrat dipengaruhi oleh dekomposisi termal maupun cahaya, dan hal ini dapat menimbulkan sejumlah variasi yang tak dapat diabaikan pada tekanan uap di atas cairan karena nitrogen oksida yang diproduksi akan terlarut sebagian atau sepenuhnya di dalam asam.

Sifat-sifat asam

Sebagai mana asam pada umumnya, asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan karbonat untuk membentuk garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat mengoksidasi, asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia tidak membebaskan hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkan biasanya berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan (korosi) tingkat berat bisa terjadi. Perkaratan bisa dicegah dengan penggunaan logam ataupun aloi anti karat yang tepat.
Asam nitrat memiliki tetapan disosiasi asam (pKa) 1,4: dalam larutan akuatik, asam nitrat hampir sepenuhnya (93% pada 0.1 mol/L) terionisasi menjadi ion nitrat NO3 dan proton terhidrasi yang dikenal sebagai ion hidronium, H3O+.
HNO3 + H2O → H3O+ + NO3-

Sifat-sifat oksidasi

Reaksi dengan logam

Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi dengan hebat dengan sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Produk akhirnya bisa bervariasi tergantung pada konsentrasi asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia dan aloi tertentu. Karakteristik ini membuat asam nitrat menjadi agen yang umumnya digunakan dalam uji asam. Sebagai kaidah yang umum, reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen dioksida (NO2).
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti dengan pembentukan nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk. Hanya magnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan asam nitrat dingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen:
Mg(s) + 2HNO3(aq) → Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
Asam nitrat mampu menyerang dan melarutkan semua logam yang ada pada tabel periodik, kecuali emas dan platina.
http://sayabernard.wordpress.com/tugas-kimia/

Jumat, 29 Juni 2012

poliester


Poliester
Ditulis oleh Jim Clark pada 07-11-2007
Halaman ini menjelaskan tentang pembentukan, struktur dan kegunaan sebuah poliester umum yang terkadang disebut Terylen jika digunakan sebagai sebuah serat, atau disebut PET jika digunakan dalam, misalnya, botol minuman plastik.
Poli(etilen tereftalat)
Pengertian poliester
Poliester adalah sebuah polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-ulang) dimana masing-masing unit dihubungkan oleh sebuah sambungan ester.
Diagram di atas menunjukkan sebuah rantai polimer yang sangat kecil dan kelihatan sedikit rumit. Tetapi tidak terlalu sulit untuk menuliskan strukturnya – menggambarkan strukturnya akan lebih mudah ketimbang mencoba untuk mengingatnya. Berikut anda akan melihat bagaimana melakukannya dalam sesaat.
Nama lazim dari poliester umum ini adalah poli(etilen tereftalat). Nama sehari-harinya tergantung pada apakah digunakan sebagai serat atau sebagai material untuk membuat produk seperti botol untuk minuman ringan.
Jika digunakan sebagai serat untuk membuat kain, biasanya sering hanya disebut poliester. Terkadang juga dikenal dengan nama perdagangannya seperti Terilen.
Jika digunakan untuk membuat botol, misalnya, biasanya disebut PET.
Pembuatan poliester sebagai sebuah contoh polimerisasi kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, jika monomer-monomer bergabung bersama, ada sebuah molekul kecil yang hilang. Ini berbeda dengan polimerisasi adisi yang menghasilkan polimer seperti poli(eten) – dimana pada proses ini tidak ada yang hilang ketika monomer-monomer bergabung bersama.
Sebuah poliester dibuat dengan sebuah reaksi yang melibatkan sebuah asam dengan dua gugus -COOH, dan sebuah alkohol dengan dua gugus -OH.
Pada poliester umum yang digambarkan di atas terdapat:
Asam benzen-1,4-dikarboksilat (nama lama: asam tereftalat).
Alkohol yaitu etana-1,2-diol (nama lama: etilen glikol).
Sekarang bayangkan kita menyusun senyawa-senyawa ini secara bergantian dan membuat ester dimana masing-masing gugus asam dan masing-masing gugus alkohol, kehilangan satu molekul air setiap kali sebuah sambungan ester terbentuk.
Hasilnya adalah rantai seperti ditunjukkan di atas (walaupun kali ini dituliskan tanpa memisahkan ikatan rangkap C=O – namun anda bisa menuliskannya sesuai selera anda).
Pembuatan poli(etilen tereftalat) dalam skala produksi
Reaksi terjadi dalam dua tahap utama, yaitu: tahap pra-polimerisasi dan polimerisasi sesungguhnya.
Pada tahap pertama, sebelum polimerisasi terjadi, terbentuk sebuah ester yang cukup sederhana dari asam dan dua molekul etana-1,2-diol.
Pada tahap polimerisasi, ester sederhana ini dipanaskan pada suhu sekitar 260°C dan pada tekanan rendah. Dalam hal ini diperlukan sebuah katalis – ada beberapa kemungkinan termasuk senyawa-senyawa antimoni seperti antimoni(III) oksida.
Poliester terbentuk dan setengah dari etana-1,2-diol diperbaharui. Ini selanjutnya dilepaskan dan disiklus ulang.
Hidrolisis poliester
Ester-ester sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa encer.
Poliester diserang dengan mudah oleh basa, tetapi jauh lebih lambat oleh asam encer. Hidrolisis dengan air saja sangat lambat sehingga hampir tidak diperhitungkan. (Poliester tidak akan terurai menjadi bagian-bagian kecil jika terkena air hujan)
Jika anda menumpahkan basa encer pada sebuah kain yang terbuat dari poliester, maka sambungan-sambungan esternya akan putus. Etana-1,2-diol terbentuk bersama dengan garam asam karboksilat.
Karena dihasilkan molekul-molekul kecil dan bukan polimer asli, maka serat-serat kain tersebut akan hancur, dan terbentuk sebuah lubang pada kain.
Sebagai contoh, jika anda mereaksikan poliester dengan larutan natrium hidroksida, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


Kamis, 21 Juni 2012

Deskripsi Nitril
 Nitril adalah senyawa organik yang memilikigugus fungsi -CN. Gugusfungsi CN disebut gugus nitril. Senyawa nitril biasanya berupa cairan tidak  berwarna dengan bau yang menyenangkan. Dalam gugus -CN, atom karbon danatom nitrogen berikatan rangkap tiga.
Siano prefix
digunakan dalam tata namakimia untuk menunjukkan adanya kelompok nitril dalam suatu molekul.Ion sianida adalah ion negatif dengan rumus -CN. Gugus ±CN kadang-kadang disebut sebagai gugus sianid atau siano, senyawa yang mengandung gugussianid disebut sianida. Senyawa yang mengandung gugus nitril sangat beracunkarena dapat melepas ion CN
-
. Sintesis senyawaan nitril pertama kali dilakukanoleh KW Scheele pada tahun 1782. Senyawa yang diperoleh adalah nitril asamformiat, hidrogen sianida. Tahun 1811 Gay-Lussac JL mampu membuat asamnitril yang sangat beracun dan mudah menguap dengan tingkat kemurnian yangtinggi. Sintesis benzonitril oleh Hermann Fehling tahun 1844 dengan pemanasanamonium benzoat adalah metode pertama yang menghasilkan cukup banyak  penelitian tentang zat kimia. Dia menentukan struktur dengan membandingkanhasil sintesis hydrogen sianida yang telah diketahui melalui pemanasanammonium formiat ke dalam hasil percobaannya.
Acrylonitrile adalah senyawa kimia dengan rumus CH2CHCN. Acrylonitrile merupakan cairan yang beracun,berwarna, berbau tajam, dapat larut dalam air, mudah terbakar dan cepat menguap. Acrylonitril menghasilkan nitril pada skala besar.Acrylonitrile digunakan untuk membuat bahan kimia lain seperti plastik, karet sintetis, dan serat akrilik. Acrylonitrile prinsipnya digunakan sebagai monomer dalam pembuatan sintetis dari Polimer, terutama polyacrylonitrile yang terdiri dari serat akrilik.Acrylic serat tersebut, antara lain menggunakan, pelopor untuk dikenal-serat karbon. Hal ini juga merupakan komponen dari karet sintetis. Acrylonitrile juga merupakan pelopor dalam industri manufaktur dari acrylamide dan asam akrilik.Didunia, produksi acrylonitril pada tahun 2001 adalah 4 juta ton dan pada tahun 2005 adalah 6 juta ton, dimana separuhnya berasal dari amerika serikat.
Efek dari Acrylonitril dapat dilihat dari sifat Acrylonitrile yang sangat mudah terbakar dan beracun.. Pembakaran bahan yang rilis uap dari hidrogen sianida dan oxides of nitrogen. International Agency for Research on Cancer (IARC) menyimpulkan bahwa ada bukti pada manusia tidak memadai untuk carcinogenicity dari acrylonitrile. Acrylonitile meningkatkan kanker dalam dosis tinggi dimana hal ini sudah diuji pada tikus jantan maupun betina.
http://membagiilmutekim-meirina.blogspot.com/2011/05/acrylonitrile.html