BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur golongan III A yaitu Boron,
Aluminium, Galium, Indium danTalium. Yang mana unsur yang segolongan mempunyai
sifat yaitu makin ke bawah letak suatu unsure dalam sistem periodik maka,
nomor atom dan jari-jariatomnya makin besar sedangkan keelektronegatifan dan
energy ionisasinyamakin kecil dan begitu pula sebaliknya.Boron merupakan salah
satu unsur yang termasuk golongan IIIA dengannomor atom lima. Warna dari unsur
boron adalah hitam. Boron memiliki sifatdiantara logam dan nonlogam
(semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah
konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda denganunsur- unsur satu
golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan
dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfusadalah serbuk coklat,
tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknyakeras (9,3 dalam skala
Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar.Tidak pernah ditemukan bebas
dalam alam.Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya
inframerah. Padasuhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik,
tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan
unsur yang kurangelektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat
elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu
siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan
boron untuk mendapatkanelektron.
1.2 .Rumusan Masalah
1.Bagaimana keberadaan boron di alam
?
2.Bagaimana sifat-sifat dan
persenyawaan dari boron ?
3.Bagaimana pembuatan dari boron ?
4.Bagaimana efek biologis dan
kegunaan dari boron tersebut ?
1.3 .Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah dikemukakan di atas maka penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:.
1. Mengetahui sifat-sifat,
persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan efek biologis dari
boron.
2. Menambah pengetahuan tentang
unsur boron.
BAB II
PEMBAHASAN
BORON
PEMBAHASAN
BORON
2.1Sejarah
(Arab: Buraq, Persia: Burah) Senyawa boron telah diketahui sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi unsur ini tidak ditemukan sampai tahun 1880 oleh Sir Humpry Davy, Gay-Lussac, dan Thenard.
Sumber
Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami.
Sumber-sumber penting boron adalah rasorite (kernite) dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave. Tincal merupakan sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey.
Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan cara reduksi fase uap boron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorphous boron) menyerupai bubuk hitam kecokletan dan dapat dipersiapkan dengna cara memanaskan boron trioksida dengan bubuk magnesium.
Boron dengan kemurnian 99.9999% telah diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor listrik yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebih tinggi.
2.2
Struktur Boron
Boron yang telah dimurnikan
adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan kristal boron mengandung
12, 50, atau 105 atom boron, dan satuan struktural ikosahedral B12
terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2
elektron (3c-2e) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron
bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor.
Kimia boran
(boron hidrida) dimulai dengan riset oleh A. Stock yang dilaporkan pada periode
1912-1936. Walaupun boron terletak sebelum karbon dalam sistem periodik,
hidrida boron sangat berbeda dari hidrokarbon. Struktur boron hidrida khususnya
sangat tidak sesuai dengan harapan dan hanya dapat dijelaskan dengan konsep
baru dalam ikatan kimia. Untuk kontribusinya dalam kimia anorganik boron
hidrida, W. N. Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun 1976. Hadiah
Nobel lain (1979) dianugerahkan ke H. C. Brown untuk penemuan dan pengembangan
reaksi dalam sintesis yang disebut hidroborasi.
Karena berbagai kesukaran
sehubungan dengan titik didih boran yang rendah, dan juga karena
aktivitas, toksisitas, dan kesensitifannya pada udara, Stock mengembangkan
metoda eksperimen baru untuk menangani senyawa ini dalam vakum. Dengan
menggunakan teknik ini, ia mempreparasi enam boran B2H6,
B4H10, B5H9, B5H11,
B6H10, dan B10H14 dengan reaksi
magnesium borida, MgB2, dengan asam anorganik, dan menentukan
komposisinya. Namun, riset lanjutan ternyata diperlukan untuk menentukan
strukturnya. Kini, metoda sintesis yang awalnya digunakan Stock menggunakan MgB2
sebagai pereaksi hanya digunakan untuk mempreparasi B6H10.
Karena reagen seperti litium tetrahidroborat, LiBH4, dan natrium
tetrahidroborat, NaBH4, kini mudah didapat, dan diboran,
B2H6, yang dipreparasi dengan reaksi 3 LiBH4 +
4 BF3.OEt2 → 2 B2H6 + 3 LiBF4
+ 4 Et2O, juga mudah didapat, boran yang lebih tinggi disintesis
dengan pirolisis diboran.
Teori baru diusulkan untuk
menjelaskan ikatan dalam diboran, B2H6. Walaupun
struktur yang hampir benar, yakni yang mengandung jembatan hidrogen, telah
diusulkan tahun 1912, banyak kimiawan lebih suka struktur mirip etana, H3B-BH3,
dengan mengambil analoginya dengan hidrokarbon. Namun, H. C.
Longuet-Higgins mengusulkan konsep ikatan tuna elektron 3-pusat
2-elektron 3-center 2-bond (ikatan 3c-2e bond) dan bahwa
strukturnya memang benar seperti dibuktikan dengan difraksi elektron tahun 1951
(Gambar 4.2).
Struktur ini juga telah
dielusidasi dengan difraksi elektron, analisis struktur kristal tunggal
sinar-X, spektroskopi inframerah, dsb, dan memang boran terbukti mengandung
ikatan 3c-2e B-H-B dan B-B-B berikut:
selain ikatan kovalen biasa
2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini dapat ditangani dengan
sangat memuaskan dengan teori orbital molekul. Boran diklasifikasikan
menjadi closo, nido, arachno, dsb. sesuai dengan struktur kerangka
atom boron.
selain ikatan kovalen biasa
2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan
dengan teori orbital molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido,
arachno, dsb. sesuai dengan struktur kerangka atom boron.
Tidak hanya diboran, boran yang
lebih tinggi juga merupakan senyawa yang tuna elektron yang sukar dijelaskan
dengan struktur Lewis yang berbasiskan ikatan kovalen 2c -2e.
K. Wade merangkumkan hubungan
jumlah elektron yang digunakan untuk ikatan kerangka dan struktur boran dan
mengusulkan aturan empiris yang disebut aturan Wade. Menurut aturan ini,
bila jumlah atom boron n, jumlah elektron valensi kerangkanya 2(n+1) didapatkan
jenis closo, 2(n+2) untuk jenis nido, dan 2(n+3) untuk jenis arachno.
Hubungan antara struktur kerangka dan jumlah elektron valensi adalah masalah
penting dalam senyawa kluster logam transisi, dan aturan Wade telah memainkan
peranan yang signifikan dalam memajukan pengetahuan di bidang struktur senyawa
kluster ini.
2.3
Keberadaan di Alam
Boron
banyak terdapat di batu burax. Ada dua alotrop boron, boron amorfus adalah
serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras
(9,3 dalam skala Moh) Boron tidak hadir di alam dalam bentuk elemen. Hal
inditemukan digabungkan dalam boraks, asam borat, kernite, ulexite, colemanite
dan borates. Berapi kadang mata air mengandung asam borat. Boron mempunyai dua
isotop yang stabil yaitu B-11 (80,1%) dan B-10 (19,9%). Boron adalah unsur
golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam.
Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih
bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia
boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur
metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Boron adalah unsur golongan
IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron
memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat
semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron
berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid
dan banyak ditemukan dalam bijih borax.
Kelimpahan
Di
alam: 10 ppm dengan berat, 1 ppm dengan mol-
Di jagad raya: 2 ppm
dengan berat, 0.2 ppm dengan mol
2.4 Sifat boron, secara umum
1. Boron termasuk unsur semi
logam.
2. Tidak terdapat dalam keadaan
bebas di alam.
3. Bisa membentuk ikatan kovalen.
Sifat fisika dan kimia dari Boron
- Simbol: B
- Radius Atom: 0.98 Ã…
- Volume Atom: 4.6 cm3/mol
- Massa Atom: 10.811
- Titik Didih: 4275 K
- Radius Kovalensi: 0.82 Ã…
- Struktur Kristal: Rhombohedral
- Massa Jenis: 2.34 g/cm3
- Konduktivitas Listrik: 5 x 106 ohm-1cm-1
- Elektronegativitas: 2.04
- Konfigurasi Elektron: [He]2s2
- Formasi Entalpi: 22.6 kJ/mol
- Konduktivitas Panas: 27 Wm-1K-1
- Potensial Ionisasi: 8.298 V
- Titik Lebur: 2365 K
- Bilangan Oksidasi: 3
- Kapasitas Panas: 1.026 Jg-1K-1
- Entalpi Penguapan: 507.8 kJ/mol
2.5
Senyawa dan Pembuatannya
Boron dapat membentuk rangkaian molekul ikatan yang stabil. Atom boron memiliki konfigurasi elektron 1s² 2s² 2p¹. Senyawa boron, seperti diborona, B₂H₆, monomer senyawa ini (BH₃) tidak stabil karena atom borondikelilingi oleh enam elektron valensi. Sehingga untuk memkbentuk oktet, boron berbagi elektron dengan ikatan B-H atom boron lainnya.Dengan adanya atom lain yang mempunyai sifat penyumbang elektron, maka akan membentuk spesies yang disebut “adduct”.
• Pada bagian ini kita akan membahas beberapa persenyawaan boron dengan halogen ( yang disebut sebagai halida), dengan oksigen (yang dikenal dengan oksida), dengan hidrogen (yang dikenal dengan hidrida) dan beberapa senyawa boron lainnya.
Boron dapat membentuk rangkaian molekul ikatan yang stabil. Atom boron memiliki konfigurasi elektron 1s² 2s² 2p¹. Senyawa boron, seperti diborona, B₂H₆, monomer senyawa ini (BH₃) tidak stabil karena atom borondikelilingi oleh enam elektron valensi. Sehingga untuk memkbentuk oktet, boron berbagi elektron dengan ikatan B-H atom boron lainnya.Dengan adanya atom lain yang mempunyai sifat penyumbang elektron, maka akan membentuk spesies yang disebut “adduct”.
• Pada bagian ini kita akan membahas beberapa persenyawaan boron dengan halogen ( yang disebut sebagai halida), dengan oksigen (yang dikenal dengan oksida), dengan hidrogen (yang dikenal dengan hidrida) dan beberapa senyawa boron lainnya.
• Untuk setiap senyawa,
bilangan oksidasi boron sudah diberikan, tetapi bilangan oksidasi tersebut
kurang berguna untuk unsur-unsur blok p khususnya. Tetapi umumnya dari senyawa
boron yang terbentuk, bilangan oksidasinya adalah tiga ( 3 ).
1. Halida dari boron :
o Diborane (6): B3H6
o Decaborane (14): B10H14
o Hexaborane (10): B6H10
o Pentaborane (9): B5H9
o Pentaborane (11): B5H11
o Tetraborane (10): B4H10
2. Flourida
Senyawa –senyawa boron yang terbentuk dengan flourida adalah sebagai berikut :
* Boron trifluoride: BF3
1. Halida dari boron :
o Diborane (6): B3H6
o Decaborane (14): B10H14
o Hexaborane (10): B6H10
o Pentaborane (9): B5H9
o Pentaborane (11): B5H11
o Tetraborane (10): B4H10
2. Flourida
Senyawa –senyawa boron yang terbentuk dengan flourida adalah sebagai berikut :
* Boron trifluoride: BF3
Sifat Fisika :
·
Bentuk :
gas
·
Titik leleh : -127°C
·
Titik didih : -101°C
·
Berat jenis : 3,0 Kg
*
Diboron tetrafluoride: B2F4
3. Klorida
Boron trichloride: BCl3
3. Klorida
Boron trichloride: BCl3
Sifat
Fisika :
·
Bentuk : Gas
·
Titik
leleh : -107°C
·
Titik
Didih : 13°C
·
Berat
Jenis : 5.1 kg m-3(gas)
Diboron
tetrachloride: B2Cl4
4.
Bromida
·
Boron tribromida : BBr3
Sifat
Fisika :
·
Bentuk : Cair
·
Titik
Leleh : -46°C
·
Titik
Didih : 91°C
·
Berat
Jenis : 2600 kg m-3
5. Iodida
6. Oksida
Sifat Fisika :
·
Warna : putih
·
Bentuk : Kristal padat
·
Titik
Leleh : 450°C
·
Titik
Didih : 2065
·
Berat
Jenis : 2550 kg m-3
7. Nitrida
Ketika boron dipanaskan dengan unsur
nitrogen, hasilnya adalah senyawa putih padatan dengan bentuk empiris BN yang
disebut dengan nama boron nitrida. Beberapa alasan yang menarik tentang boron
nitrida adalah kemiripan strukturnya dengan grafit. Pada tekanan tinggi, boron
nitride berubah menjadi lebih padat, lebih keras ( kekerasannya mendekati
intan). Nitrida juga berperan sebagai penghambat elektrik tetapi mengalirkan
haba (kalor) seperti logam. Unsur ini juga mempunyai sifat pelincir sama
seperti grafit.
8. Sulfida
Diboron
trisulphida : B2S
Sifat Fisika :
·
Warna
: Putih atau Kuning
·
Bentuk : Padat
·
Berat
Jenis : 1700 kg m-3
Pembuatan / Sintesis
dari boron
1.Reduksi B2O3 dengan
magnesium
B2O3+3Mg 2B+3MgO
2.Mereaksikan
antara boron trihalida dengan Zn (-900°C) atau hidrogen
2BCl3+3Zn 3ZnCl2 + 2B
2BX3+3H2 6Hx+2B
Reaksi
– reaksi dari Boron
1.
Reaksi O2
4B+3O2(g) 2B2O3(s)
2.
Reaksi dengan Halogen
·
2B(s)+3F2(g)
2 BF3 (g)
·
2B(s)+3Cl2(g)
2 BCl3 (g)
·
2B(s)+3Br2(g) 2BF3(l)
2.6
Pembuatan Boron di Laboratorium dan diindustri
·
Bereaksi dengan nitrogen membentuk boron
nitrida
- Bereaksi dengan oksigen membentuk boron oksida (B2O3)
- Bereaksi dengan logam, misalnya magnesium membentuk magnesium borida (Mg3B2)
- Melalui hidrolisis halida boron diperoleh, asam B(OH3)
- Dari pemanasan B2O3 dengan NH4BF4 atau CaF2 dan H2SO4 pekat diperoleh BF3
- Oksida : boron oksida (B2O3),
- Halida : asam B(OH3)
- Hidrida : B2H6
Isolasi & produksi Boron (B)
Boron (B)
tidak terlalu banyak diproduksi dalam laboratorium karena telah dapat diperoleh
secara komersial. Secara umum, Boron (B) berasal dari
tourmaline, borax [Na2B4O5(OH)4.8H2O],
dan kernite [Na2B4O5(OH)4.2H2O].
Unsur ini susah diperoleh dalam bentuk murni karena titik lelehnya yang tinggi
(2250 ˚C) dan sifat korosif cairannya. Ia dibuat dalam kemurnian 95 – 98%
sebagai bubuk amorf dengan reduksi B2O3 dengan Mg,
diikuti dengan pencucian produknya dengan larutan NaOH, HCl, dan HF.
B2O3
+ 3Mg → 2B + 3MgO
Kegunaan, contoh sehari-hari:
- Borax (Na2B4O7.10H2O) digunakan sebagai bahan pembersih (pemutih), kaca, keramik, pupuk, kertas dan cat.
- Asam boric (H3BO3) digunakan dalam bidang medis sebagai antiseptik dan astringent.
- Boron karbida (B4C) digunakan untuk membuat amplas.
- Digunakan untuk mendeteksi dan mengontrol jumlah neutron pada reaktor nuklir.
·
Boron
dalam bentuk amorf digunakan pada roket sebagai alat penyala.
·
Borat
atau asam borat digunakan sebagai antiseptic ringan
·
Senyawa
boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan mesin cuci.
·
Hidrida
dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar roket.
·
Sebagian
besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik.
·
Boron
karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja.
·
Asam
borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga dankecoa.
·
Asam
boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk
tekstil.
·
Isotop
boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada
radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakanuntuk mendeteksi netron.
·
Boron
hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energidan pernah
digunakan sebagai bahan bakar roket.
Efek biologis dari Boron
·
Boron
dengan konsentrasi tinggi dalam air sangat berbahaya bagi komunitasikan.
·
Dosis
mematikan asam borat bagi manusia 640 mg/kg berat badan melaluioral, 8600 mg/kg
berat badan melalui dermal, 29 mg/kg berat badan melaluiinjeksi.
BABIII
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
keterangan dan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang
unsur boron maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Boron termasuk kedalam unsure
semi logam.
2.Boron merupakan unsure yang
berwarna hitam.
3.Boron bersifat
semikonduktor.
4. Dapat mengetahui sifat-sifat,
persenyawaan, pembuatan, kegunaan danefek biologis dari boron.
3.2 Saran
Dari
penjelasan diatas diharapkan untuk :
Lebih memahami tentang unsur-unsur
yang ada dalam sistem periodik dan tidak hanya terbatas pada satu unsur.