Kamis, 04 Oktober 2012

flavonoid


Antioksidan dapat berperan dalam mencegah sejumlah kanker dan penyakit jantung.
Melalui penelitian Hertog M. dkk. (1993) dan Peters U. dkk. (2001) diketahui bahwa minuman teh dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan sejumlah penelitian lainnya telah dilakukan untuk membuktikan mekanisme kerjanya.
Diketahui dalam salah satu penelitan bahwa flavonoid teh menurunkan kadar LDL teroksidasi, yang mana diketahui bahwa LDL teroksidasi ini dapat menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah (arteriosklerosis), meskipun demikian pada saat ini belum cukup terbukti terjadi dalam tubuh kita.
Aterosklerosis juga berkaitan dengan gangguan fungsi endotel akibat stress oksidatif dan sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa flavonoid teh dapat memperbaiki fungsi endotel. (Duffy SJ dkk. 2001 dan Hodgson JM dkk. 2002)

Penelitian pada hewan percobaan terbukti bahwa flavonoid teh dapat mengurangi jumlah dan ukuran tumor yang terdapat dalam paru, lambung, kulit, usus besar dan esofagus setelah hewan tersebut terpapar dengan zat karsinogenik. Penelitian pada manusia belum dapat diambil kesimpulan sehingga masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk dapat menentukan apakah zat-zat yang terdapat dalam teh berperan dalam mengurangi terjadinya kanker. Perlu diketahui bahwa dalam teh terdapat lebih 4000 macam bahan kimiawi.
Peneliti-peneliti terkemuka di dunia secara aktif mempelajari manfaat teh dan zat-zat yang terkandung di dalamnya untuk kesehatan. Melalui hasil-hasil penelitian klinik yang dilakukan dalam jumlah yang besar, manfaat yang tepat akan lebih diketahui.
http://dokita.co/blog/tanya-jawab-seputar-teh-dan-kesehatan-kita-bagian-2/

3 komentar:

  1. antioksidan dibutuhkan tubuh sebagai kegiatan preventif untuk penyakit jantung, lalu apakah semua antioksidan cocok bagi penyakit ini? bagaimana sebetulnya yang terjadi pada tubuh saat flavonoid bereaksi?

    BalasHapus
  2. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil , dan antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja antioksidan selular menurut Ong et al. (1995) antara lain, antioksidan yang berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis oksigen rekatif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki kerusakan yang timbul.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Antioksidan

    untuk melihat mekanisme yang terjadi lihat di

    http://www.kamusilmiah.com/pangan/antioksidan-dan-peranannya-bagi-kesehatan/

    BalasHapus
  3. Tidak semuanya cocok bagi penyakit jantung, tergantung kandungan yang terdapat didalamnya apakah bisa dijadikan antioksidan bagi penyakit jantung.

    BalasHapus